Saudaraku Papua, Kalian Tidak Sendiri

Source: Liputan 6

Source: Liputan 6

Polisi kita rasis? Kalau orang Jawa memakai sorban lalu pawai tanpa helm didiamkan. Kalau segerombolan orang Jawa naik motor dengan suara bising dan merusak mobil orang lain, harus dibuatkan petisi agar polisi kita tegas. Kalau rombongan orang Jawa mengendarai moge menutupi jalan dan membuat macet, dikasih ijin oleh polisi. Giliran orang Papua merayakan ekspresi identitas Papua setiap tanggal 1 Desember, ditangkap dan ditahan.

Sebanyak 306 orang ditangkap secara sewenang-wenang. Bahkan ada 1 penjual batu akik yang bukan bagian dari massa ikut diangkut secara paksa. Selasa malam (1/12), sebanyak 22 orang masih ditahan. Setelah melalui tekanan, katanya akan dibebaskan. Itupun tidak kunjung dilakukan. Bahkan 2 orang akan tetap ditahan hingga Hari Jumat depan. Kenapa polisi begitu keras kepada saudara kita dari Papua dan tidak bisa tegas kepada orang Jawa yang jelas sering menganggu masyarakat umum? 

Saat tanah dan kekayaan alamnya menjadi rebutan tanpa mendapatkan keuntungan apapun, sekarang aksinya (yang tidak rusuh) pun dibungkam. Polisi mengatakan aksi itu tidak sesuai prosedur karena tidak memiliki ijin. Akan tetapi menurut Jeffry Wenda, Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Papua, dia telah mengirim surat pemberitahuan tiga hari sebelum aksi. Jika polisi mengulur pemberian ijin, maka saudara kita dari Papua tidak bisa melakukan aksinya sesuai tanggal 1 Desember. Tentu saja mereka tetap harus melakukan aksinya di ibukota. Akan tetapi saat mereka melakukan aksi dengan damai, polisi menembakkan gas air mata, menangkap 306 orang, lalu menahannya. Bahkan sekarang belum ada kabar yang adil mengenai penyelesaian kejadian ini. Polisi, kenapa kalian begitu sadisnya? Kenapa kalian begitu tidak adilnya? Mereka itu saudara kita juga!

Teruntuk saudaraku dari Papua, kalian tidak sendiri. Disini kami mendukungmu untuk mendapatkan kebahagian yang selalu kalian impikan. Maju terus untuk meraihnya. Kami di belakangmu.

PS: Terima kasih kepada LBH Jakarta dan KontraS yang selalu ada untuk orang-orang yang hak asasinya dilanggar seperti ini. Mereka menjadi pendamping yang luar biasa hebatnya. Semoga hidupnya selalu bahagia dan terlindungi.

Baca juga:

Kontras: Belum Ada Kabar Baik Tentang Papua

Kesaksian Victor Yeimo, Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat